MENGGUNAKAN
SAP 2000 UNTUK MELAKUKAN
ANALISIS
STATIK EKIVALEN
Pendahuluan
Analisis statik ekivalen merupakan
salah satu metode menganalisis struktur gedung terhadap pembebanan gempa dengan
menggunakan beban gempa nominal statik ekivalen. Menurut Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI – 1726 – 2002), analisis
statik ekivalen cukup dapat dilakukan pada gedung yang memiliki struktur
beraturan. Ketentuan-ketentuan mengenai struktur gedung beraturan disebutkan
dalam pasal 4.2.1 dari SNI – 1726 – 2002.
Apabila gedung memiliki
struktur yang tidak beraturan maka selain dilakukan analisis statik ekivalen
juga diperlukan analisis lebih lanjut, yaitu analisis respon dinamik.
Perhitungan respon dinamik struktur gedung tidak beraturan terhadap pembebanan
gempa, dapat menggunakan metode analisis ragam spektrum respons atau metode
analisis respons dinamik riwayat waktu. Pada pasal 7.1.3 dari SNI – 1726 –
2002, bila nilai akhir respon dinamik tersebut dinyatakan dalam gaya geser
dasar nominal, maka nilainya tidak boleh kurang dari 80% gaya geser dasar yang
dihasilkan dari analisis statik ekivalen.
Karena analisis statik ekivalen
dipandang merupakan langkah awal dalam perencanaan gedung tahan gempa, pada
tulisan ini akan dibahas mengenai penggunaan software SAP 2000 versi
7.42 untuk membantu melakukan analisis statik ekivalen.
Beban Gempa Nominal Statik Ekivalen
yang ditetapkan SNI – 1726 – 2002.
Beban geser dasar nominal statik
ekivalen V (base shear) yang tejadi di tingkat dasar dapat dihitung menurut
persamaan:
(1)
dimana; C1 adalah nilai
faktor respons gempa yang didapat dari Spektrum Respons Gempa Rencana, I adalah
faktor keutamaan, R adalah faktor reduksi gempa, dan Wt adalah berat
total gedung. Untuk memperoleh nilai C1 terlebih dahulu harus
diketahui waktu getar alami fundamental T1.
Beban geser dasar nominal V tersebut
harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban‑beban gempa
nominal statik ekuivalen Fi pada pusat massa lantai tingkat ke‑i
menurut persamaan:
(2)
di mana Wi adalah berat
lantai tingkat ke‑i termasuk beban hidup yang sesuai, zi adalah
ketinggian lantai tingkat ke‑i , sedangkan n adalah nomor lantai tingkat paling
atas.
Gambar 1
Struktur gedung yang mengalami beban
gempa nominal statik ekivalen Fi dan simpangan sebesar d.
Langkah-langkah Penggunaan SAP 2000
V.7.42 untuk Melakukan Analisis Statik Ekivalen.
Secara garis besar, langkah-langkah
penggunaan SAP2000 untuk melakukan analisis statik ekivalen adalah sebagai
berikut:
a.
Menggambarkan geometri struktur, mendefinisikan penampang,
material dan besarannya, serta melakukan “assign” penampang dan material
tersebut pada program SAP2000.
b.
Menentukan Wi (berat lantai tingkat ke-i) dengan
kombinasi pembebanan = DL + LLR (umumya diambil LLR = 0,3
LL). Supaya mudah membaca output Wi pada show group joint force
sum akibat kombinasi pembebanan DL + 0,3 LL sebaiknya dibuat group name
untuk frame dan joint pada setiap tingkat.
c.
Menginput massa tiap tingkat (mi) dengan
menggunakan joint masses, dan membuat rigid floor diaphrama.
d.
Karena massa tiap tingkat telah diinput dengan menggunakan joint
masses, maka definisi massa material dirubah menjadi nol, lalu dapat
dilakukan analisis dinamik untuk mencari T1.
e.
Setelah T1 didapat maka dengan SNI – 1726 – 2002
akan diperoleh besarnya V (base shear) yang selanjutnya dapat dihitung Fi.
Masukkan Fi sebagai beban gempa (assign joint static load force
global x).
f.
Langkah terakhir dapat dilakukan analisis statik biasa dan
sekaligus dapat mendesain struktur gedungnya, apakah dengan struktur beton
bertulang atau dengan struktur baja.
Model Struktur Gedung 2-Dimensi
Contoh model struktur gedung dapat
dilihat pada gambar 2. Gedung tersebut menggunakan 2 jenis penampang kolom
persegi yaitu; 350 x 450 (mm) dan 450 x 550 (mm), serta 2 jenis penampang balok
persegi yaitu; 300 x 500 (mm) dan 400 x 600 (mm) seperti pada gambar 2. Tinggi
tiap lantai dan jarak tiap kolom yang tertera pada gambar 2 menggunakan satuan
meter.
Gedung tersebut direncanakan di
Bandung dengan kondisi kekerasan tanah adalah sedang. Struktur yang digunakan
adalah struktur beton bertulang dengan modulus elastisitas E = 3 ×109
kg / m2 (ambil υ = 0,18 dan γ = 2400 kg / m3), kuat tekan
beton f’c = 35 Mpa. Tulangan yang digunakan D22 untuk tulangan memanjang dan Ø8
untuk tulangan geser. Design dilakukan menurut ACI 318 – 99.
Beban yang bekerja pada gedung
tersebut adalah seperti yang tertera pada gambar 3. Berat sendiri frame belum
termasuk dalam beban mati tersebut.
Gambar 2
Contoh model struktur gedung 4
lantai
Beban Mati / DL
|
Beban Hidup / LL
|
Gambar 3
Beban mati dan beban hidup
Contoh Langkah-langkah Analisis
Statik Ekivalen dengan menggunakan SAP 2000 V.7.42.
Langkah paling awal sebelum
melakukan analisis adalah menggambarkan geometri struktur pada program SAP2000.
Dilanjutkan dengan mendefinisikan penampang, material dan besarannya, serta
melakukan “assign” penampang dan material. Berikut langkah-langkahnya:
1.
Buatlah satuan dalam kgf-m, pada New Model from Template,
pilihlah icon portal 2 dimensi dan ketiklah pada kotak isian Portal Frame
sebagai berikut;
Number
of Stories = 4
Number
of Bays = 2
Story
Height
= 3
Bay
Width
= 5
Kotak
isian restrains dan gridline di beri tanda v (checked)
2.
Rubahlah peletakan atau tumpuan menjadi jepit dengan cara
Assign Joint Restraint, lalu pilihlah icon tumpuan jepit.
3.
Hilangkan gambar pandangan 3D sehingga diperoleh gambar
pandangan 2D (X-Z Plane @ Y = 0) yang lebih besar.
4.
Pada menu Draw, pilihlah Edit Grid, dan pada kotak Modify
Grid Line, rubahlah X location dan Z location secara berurutan dari atas ke
bawah sebagai berikut;
X
|
Z
|
-5
|
0
|
0
|
3.5
|
8
|
6.5
|
9.5
|
|
12.5
|
Berilah
tanda v pada kotak Lock Gridlines dan Glue Joints to Grid Lines, lalu OK.
5.
Pada Material Property Data ketikkanlah definisi material
beton yang akan digunakan untuk analisis sebagai berikut;
- Mass per unit volume = 0
- Weight per unit volume = 2400
- Modulus of Elasticity = 3.0E+9
- Poisson’s Ratio = 0,18
6.
Rubahlah satuan dalam N-mm, kemudian sekali lagi pada
Material Property Data di bagian Design Property Data rubahlah fc = 35 MPa
7.
Rubah lagi satuan dalam Kgf-m, pada menu Define Frame
Sections, pilihlah Add Rectangular, lalu berilah isian untuk balok bagian kiri
sebagai berikut;
Section
Name : BALOKKI
Material
Name : CONC
Depth(t3)
: 0.50
Width(t2)
: 0.30
Reinforcement
: pada element class berilah tanda pada bagian beam dan isilah nilai concrete
cover untuk top = 0,05 dan untuk bottom = 0,05 juga.
8.
Lakukan hal yang sama untuk balok bagian kanan (BALOKKA),
kolom bagian atas (KOLOMA), dan kolom bagian bawah (KOLOMB). Pada kolom,
berilah isian Reinforcement Data sebagai berikut:
Element
Class = column
Config.
of Reinforc. = Rectangular
Cover
to Rebar Center = 0,045
Number
of Bars in 3-dir = 3
Number
of Bars in 2-dir = 3
Area
of One Bars = 0,0003799
9.
Pilihlah (select) frame yang akan di ‘assign’, kemudian dari
menu Assign/Frame/Section sesuaikan dengan definisi penampang yang telah dibuat
sebelumnya.
Setelah langkah 4.a selesai
dilakukan, langkah selanjutnya adalah langkah 4.b yaitu menentukan berat lantai
tingkat ke-i (Wi) dengan kombinasi pembebanan = DL + 0,3 LL. Berikut
langkah-langkahnya:
1.
Definisikan static load cases. Berilah tiga jenis pembebanan
sebagai berikut:
·
Beban Mati → MATI (Berat sendiri diperhitungkan oleh SAP
2000)
·
Beban Hidup →
HIDUP
·
Beban Gempa → GEMPA
2.
Pilihlah (select) frame paling atas (lantai 4). Pada menu
Assign / Frame Static Loads / Point and Uniform, inputlah beban mati merata
sebesar 600 kg/m, lalu tekan OK.
3.
Pilihlah frame lantai 3, lantai 2 dan lantai 1. Pada menu
Assign / Frame Static Loads / Point and Uniform, inputlah beban mati merata
sebesar 900 kg/m, seperti gambar berikut ini, lalu tekan OK.
4.
Lakukan dengan cara yang sama untuk beban hidup. Untuk
melihat beban-beban yang bekerja pada frame dapat dilakukan dengan cara
Display/Show Loads/Frame
5.
Menentukan kombinasi pembebanan pada Define/Load
Combinations, seperti berikut ini:
·
Load Combination Name = Comb1
·
Title = DL + 0.3LL
·
Untuk HIDUP, scale factor = 0,3
·
Untuk MATI, scale factor = 1
6.
Menentukan kelompok-kelompok berat tingkat yang akan
dihitung, sebagai berikut :
a.
TK4→ kelompok berat tingkat lantai 4, terdiri dari 3 frame
kolom (F4) dan 3 joint (J4)
b.
TK3→ kelompok berat tingkat lantai 3, terdiri dari 3 frame
kolom (F3) dan 3 joint (J3)
c.
TK2→ kelompok berat tingkat lantai 2, terdiri dari 3 frame
kolom (F2) dan 3 joint (J2)
d.
TK1→ kelompok berat tingkat lantai 1, terdiri dari 3 frame
kolom (F1) dan 3 joint (J1)
Cara
menginputnya: Pilih frame dan joint yang akan dikelompokkan, Assign/Group
Name/Beri Nama/Add.
7.
Set option pada analyze dirubah menjadi 2 dimensi (gambar
icon portal), lalu Run.
Setelah di “run”, output berat
tingkat dapat dilihat dengan cara Display / Group Joint Force Summation…., dan
hasil angkanya pada baris Comb1 terlihat sebagai berikut:
Nama Grup
TK4
TK3
TK2
TK1
|
Nilai F-z
20731.684
46923.369
75059.385
104086.555
|
Setelah diperoleh data output berat
tingkat (Wi = DL + 0.3 LL), maka data tersebut dapat diolah menjadi
massa tingkat (mi). Angka dari nilai F-z pada data output tersebut
adalah kumulstif dari tingkat teratas hingga ke lanatai dasar. Sehingga berat
tingkat lantai ke-i (Wi) adalah sebagai berikut;
W4 = 20731.65
W3 =
46923.369 - 20731.65 = 26191.72
W2 =
75059.385 - 46923.369 = 28136.02
W1 = 104086.555 -
75059.385 = 29027.17
Selanjutnya, masing-masing berat
tingkat tersebut dirubah menjadi massa tingkat dengan cara membagi berat
tingkat dengan berat gravitasi (g = 9.81 m / det2)
m4 = 20731.65 / 9.81 =
2113.3
m3 = 26191.72 / 9.81 =
2669.9
m2 = 28136.02 / 9.81 =
2868.1
m1 = 29027.17 / 9.81 =
2958.9
Untuk memudahkan perhitungan,
data-data output berat tingkat ditabelkan sebagai berikut;
Tingkat
|
Output
SAP
(kg
/ m3)
|
Wi
(kg
/ m3)
|
Mi
(kg
det2 / m2)
(input
ke joint masses)
|
4
|
20731.648
|
20731.65
|
2113.31
|
3
|
46923.369
|
26191.72
|
2669.90
|
2
|
75059.385
|
28136.02
|
2868.09
|
1
|
104086.555
|
29027.17
|
2958.94
|
ΣWt
=
|
104086.6
|
Langkah 4c, yaitu menginput massa
tiap tingkat (mi) dengan menggunakan joint masses, dan
membuat rigid floor diaphrama. Berikut langkah-langkahnya:
1.
Massa tiap-tiap tingkat yang telah diketahui diinput pada
SAP 2000 dengan cara : Select Joint (pilih joint dari tingkat 4 di ujung paling
kiri) Assign / Joint / Masses, lalu isilah nilai massa tingkat pada direction 1
(searah sumbu global x). Lakukan dengan cara yang sama untuk tingkat 3 hingga
tingkat 1.
2.
Pada saat gempa terjadi pelat lantai diasumsikan tidak
berdeformasi secara terpisah dan merupakan satu-kesatuan (bergerak ke kiri dan
ke kanan secara bersama-sama), sehingga pada frame balok perlu dirubah menjadi
rigid floor diaphrama (gaya aksial balok = 0 → tidak mengalami tarik maupun
tekan), dengan cara: Select joint (pilih seluruh joint yang ada di tingkat
4)→Assign / Joint / Constraint / Add Diaphrama lalu beri nama TK4→OK. Lakukan
dengan cara yang sama untuk tingkat 3, 2 dan 1.
Langkah 4d adalah memastikan
definisi massa material telah dirubah menjadi nol dan selanjutnya dapat
dilakukan analisis dinamik untuk mencari T1. Berikut penjelasannya:
1.
Karena massa telah diinput di setiap joint paling kiri pada
setiap tingkat, maka pastikan massa material telah dirubah menjadi nol, dengan
cara: Define material→berilah nilai nol pada kotak isian massa→OK
2.
Set option pada analyze dirubah menjadi 2 dimensi (gambar
icon portal), analisis dinamik diaktifkan dan isilah jumlah mode yang
dianalisis = 4 (sesuai jumlah tingkat)
3.
Run Program
4.
Setelah di Run akan diketahui besarnya perioda mode 1 (T1)
= 0,3940
Selanjutnya dilakukan langkah 4e,
yaitu menghitung V dan Fi. Dengan diperolehnya T1, maka
dengan SNI-1726-2003 dapat dihitung besarnya nilai V berdasarkan persamaan (1).
C1 diperoleh dari Spektrum Respons Gempa Rencana pada Gambar 2
SNI-1726-2002 halaman 23 dengan mengetahui terlebih dahulu nilai T1,
kondisi tanah, dan lokasi gedung akan dibangun (wilayah gempa). Dalam contoh
ini gedung dibangun di wilayah gempa 4 dengan kondisi kekerasan tanah adalah
sedang. Maka dengan T1 = 0,3940 akan diperoleh besarnya C1
= 0,7. Faktor Keutamaan I (Tabel 1 halaman 12 pada SNI-1726-2002) diambil
sebesar 1 karena gedung tersebut berfungsi sebagai perkantoran. Faktor Reduksi
R (Tabel 2 halaman 15 pada SNI-1726-2002) diambil sebesar 4 karena gedung
tersebut dianggap memiliki taraf kinerja daktail parsial. Sehingga akan
diperoleh:
Perhitungan besarnya beban gempa
nominal statik ekivalen tiap tingkat ditabelkan sebagai berikut sesuai
persamaan (2):
Tingkat
|
Wi
|
Hi
|
WiHi
|
Fi (kg)
|
4
|
20731,65
|
12,5
|
259145,6
|
5956.7
|
3
|
26191,72
|
9,5
|
248821,4
|
5719.4
|
2
|
28136,02
|
6,5
|
182884,1
|
4203.8
|
1
|
29027,17
|
3,5
|
101595,1
|
2335.3
|
Wt =
104086.6
|
ΣWiHi = 792446,2
|
|||
V = 18215,2
|
Keterangan:
Setelah besarnya beban gempa nominal
statik ekivalen pada tiap tingkat (Fi) dapat dilakukan analisis
statik biasa dengan menganggap Fi sebagai beban horizontal, dan
sekaligus dapat mendesain struktur gedungnya, apakah dengan struktur beton
bertulang atau dengan struktur baja. Dalam contoh ini, model struktur
menggunakan struktur beton bertulang. Berikut langkah-langkahnya:
1.
Input Fi sebagai beban gempa dengan cara: Select
joint (pilih joint yang paling kiri di tingkat 4) → joint static load → force →
cari load case name ‘GEMPA→berilah nilai F4 pada isian force global
x. Lakukan dengan cara yang sama untuk lantai 3,2, dan 1.
2.
Pastikan metode ACI yang digunakan SAP 2000 adalah ACI
318-99 dengan cara: Option → Preferences → Concrete
3.
Kemudian hapuslah kombinasi pembebanan yang semula
comb1 (DL + 0,3 LL) diganti
dengan kombinasi pembebanan yang disediakan SAP 2000, dengan cara: Define → Load
Combinations → Delete Combo
4.
Design → Select Design Combo (ada 6 kombinasi pembebanan
sesuai ACI 318-99)→ OK
5.
Cek / pastikan lagi di Define → Load Combinations, adanya
keenam kombinasi pembebanan tersebut
6.
Run Program
7.
Tampilkan luas tulangan memanjang dan tulangan geser yang
dibutuhkan dengan cara tekan tombol Ctrl+F5, lalu: Design → Display Design Info
Dalam mencari Pasangan hidup
beban gempa statik lateral, dibutuhkan data berat struktur pada tiap lantainya,
akan lama sekali (alias sue banget) jika anda menghitung secara manual melalui
excel, ada cara yang praktis yaitu dengan menggunakan Proram SAP yang mana akan
secara otomatis SAP menghitung berat kolom dan balok yang ada pada setiap
lantainya, ikuti Tutorial SAP berikut ini :
1. Pilih struktur lantai satu
2. pilih menu Assign – Assign to Group (lihat gambar)
3. Akan Tampil Kotak dialog seperti
ini, lalu klik Add , ganti nama GROUP1 menjadi lantai1 – ok
4. Setelah itu, pilih struktur balok
dan kolom lantai 2, bar kui terus ulangi langkah 2
sampai 3 untuk lantai-lantai yang lain
5. Lalu pilih menu file – export – Sap 2000 ms Excel Spreadsheet
(maksute filenya di export ke excel gitu loh..), maka akan tampil seperti
gambar dibawah ini, lalu aktifkan cek list pada Group 3 Masses and Weight
6. Nek kowe banar, akan tampil
tampilan seperti di bawah ini, beratnya sing tak bunderi pake warna merah,
he3….
Selesai deh… selamat mencoba
Sumber: Anil K. Chopra (1995) p.604
Chimney beton bertulang tinggi 600 ft, penampangnya silinder
berongga
diameter luar 50 ft dan tebal dinding 2 ft 6 in. Untuk analisa terhadap gempa
struktur tersebut diidealisasikan sebagai kantilever yang teijepit pada
dasamya, di mana massa dan kekakuannya dihitung dari penampang bnito
beton tanpa tulangan baja. Modulus elastik beton Ec=3600 ksi dan berat
jenisnya 150 lb/fr. Rasio redaman modal kira-kira sebesar 5%. Tentukan
perpindahan, gaya geser, dan bending momen terhadap gempa yang diwakili
diameter luar 50 ft dan tebal dinding 2 ft 6 in. Untuk analisa terhadap gempa
struktur tersebut diidealisasikan sebagai kantilever yang teijepit pada
dasamya, di mana massa dan kekakuannya dihitung dari penampang bnito
beton tanpa tulangan baja. Modulus elastik beton Ec=3600 ksi dan berat
jenisnya 150 lb/fr. Rasio redaman modal kira-kira sebesar 5%. Tentukan
perpindahan, gaya geser, dan bending momen terhadap gempa yang diwakili
response spektrum rencana yang diskalakan kc akselerasi
puncak tanah 0.5g,
di mana g=32.2 ft/sec2. Abaikan deformasi geser dan incrsia rotasi.
di mana g=32.2 ft/sec2. Abaikan deformasi geser dan incrsia rotasi.
Solusi manual periods gciar alanii dan Chopra:
• Propcrti
slruktur chimney
32.2
EI = (3600 • 144)i[254 - 22.54 ]=
5.469 • I010 kip - ft2
• Fcnodc
gctar alami struktur
Menggunakan rumus untuk strukhir kanti lever sebagai
berikui.
Solusi
komputer mencari T„. dengan langkah penyelesaian berikut:
1. Tctapkan
unit satuan dalum kips-ft.
2. Gunakan
template Portal Frame (Number of Stories = 1; Number of
Bays = 2; Storey Height = 600; Bay Width = 100). Sclanjutnya kolom
pada sumbu (0,0) dipertahankan sedangkan element yang lain dihapus.
Bays = 2; Storey Height = 600; Bay Width = 100). Sclanjutnya kolom
pada sumbu (0,0) dipertahankan sedangkan element yang lain dihapus.
3. N'odal
tumpuan di bagian bawah diganti jepit (semua d.o.f di-restraint).
4. Agar
dapat mcnghasilkan 4 mode-shape, minimal harus ada 4 nodal
bebas alau empat element untuk struktur kantilever. Untuk mem per-
il hatkan perbedaan kctclitian, akan dianalisa dua model, yaitu model
dengan 4 element dan model dengan 40 clement.
bebas alau empat element untuk struktur kantilever. Untuk mem per-
il hatkan perbedaan kctclitian, akan dianalisa dua model, yaitu model
dengan 4 element dan model dengan 40 clement.
5. Gunakan
fasilitas Select - Select - All dan Edit - Divide Frames -
Divide into = 4 untuk model pertama dan 40 untuk model yang kedua.
Divide into = 4 untuk model pertama dan 40 untuk model yang kedua.
6. Agar
penomorannya berurutan kembali. dilakukan penomoran ulang
mclalui menu perintah Ctrl+A (Sclcct - Select - All) kemudian Edit -
mclalui menu perintah Ctrl+A (Sclcct - Select - All) kemudian Edit -
Change Labels, dan pada kolak dialog Relabels Selected Items
pastikan
item Next Number (Joint/Frames) = 1 dan klik tombol OK.
item Next Number (Joint/Frames) = 1 dan klik tombol OK.
7. Ubah
unit saluan kc lb - ft.
8. Hitung
massa struktur chimney.
. w 150 lb/ft3 ,,<0,.. j
.Aj
Mass per unit Volume -
—» • = 4.6584 lb-sec /ft
g 32.2 ft/sec
Kemudian isikan data tersebut melalui Define - Materials -
OTHF.R -
Modify/Show Material dan ubah Mass per unit Volume - 4.6584.
Modify/Show Material dan ubah Mass per unit Volume - 4.6584.
9. Ubah
unit satuan ke kips - In.
10. Ulangi
Define - Materials - OTHER - Modify/Show Material dan ubah
Modulus F.lastlcity D 3600. kecuali data massa, maka data yang lam
diubah menjadi nol (dinonakrifkan).
Modulus F.lastlcity D 3600. kecuali data massa, maka data yang lam
diubah menjadi nol (dinonakrifkan).
11. Ubah
unit satuan ke kips - ft. Isi properti penampang. melalui Define -
Frame Sections - Add Pipe, dan isi parameter berikut:
Frame Sections - Add Pipe, dan isi parameter berikut:
• Material
OTHER
• Outside
diameter (13) - 50
• Wall
thickness (tw) = 2.5
Untuk menghilangkan pengaruh deformasi geser dan inertia
rolasi. masih
pada kotak dialog di atas. klik tombol Modification Factors dan isikan
nilai nol pada parameter penampang berikut:
pada kotak dialog di atas. klik tombol Modification Factors dan isikan
nilai nol pada parameter penampang berikut:
• Torsional
constant
• Moment
of inertia about 2-axis
• Shear
area in 2-direction
• Shear
area tn 3-direction
Selanjutnya beri nama P dan nyatakan ke model struktur
melalui menu
perintah Ctrl kemudian Assign - Frame - Sections P.
12. Oleh karena ada data properti yang dibuat nol, maka d.o.f yang akan
dianalis program harus disesuaikan agar lidak teijadi ketidakstabilan
struktur. Untuk itu gunakan menu perintah Analyze - Set Options dan
perintah Ctrl kemudian Assign - Frame - Sections P.
12. Oleh karena ada data properti yang dibuat nol, maka d.o.f yang akan
dianalis program harus disesuaikan agar lidak teijadi ketidakstabilan
struktur. Untuk itu gunakan menu perintah Analyze - Set Options dan
12. Oleh
karena ada data properti yang dibuat no!, maka d.o.f yang akan
dianalis program harus disesuaikan agar tidak teijadi ketidakstabilan
struktur. Untuk itu gunakan menu perintah Analyze - Set Options dan
aktiftcan d.o.f ux dan ry (yang lain off).
dianalis program harus disesuaikan agar tidak teijadi ketidakstabilan
struktur. Untuk itu gunakan menu perintah Analyze - Set Options dan
aktiftcan d.o.f ux dan ry (yang lain off).
13. Pada
kotak dialog Analysis Options, aktifkan cation Dynamic Analysis,
klik tombol Set Dynamic Parameters, isi Number of Modes = 4.
('atatan: jumlah mode mcncntukan Modal Load Participation Ratios.
Jika nilainya < 90% berarti perlu jumlah mode yang lebih banyak.
klik tombol Set Dynamic Parameters, isi Number of Modes = 4.
('atatan: jumlah mode mcncntukan Modal Load Participation Ratios.
Jika nilainya < 90% berarti perlu jumlah mode yang lebih banyak.
14. Tahap
ini jika di-RLIN. maka perhitungan periode getar alami diperoleh.
Solusi
komputer dalam analiste response spektrum gempa:
Oleh karena hasilnya mendekati penyelesaian eksak, maka
selanjutnya
dipakai model diskrit 40 element untuk analisa response spektrum gempa
chimney. Tahapan-tahapan yang pcrlu dilakukan adalah:
dipakai model diskrit 40 element untuk analisa response spektrum gempa
chimney. Tahapan-tahapan yang pcrlu dilakukan adalah:
1. Past
ik an unit satuan dalam kips-ft.
2. Teijermahkan
response spektrum rencana menjadi data komputer. Dari
hasil analisis, diketahui bahwa periodc gctar paling lama adalah T| =
3.63 sec. Jadi, data response spektrum rencana dari 0 - 4 sec harus detail
sehingga hasilnya nanti dapat teliti. Untuk itu digunakan program Excel
dengan memasukkan rumusan yang ada. Maka dapat diperoleh data
hubungan T. (perioda getar) - S,/g scbagai berikut.
hasil analisis, diketahui bahwa periodc gctar paling lama adalah T| =
3.63 sec. Jadi, data response spektrum rencana dari 0 - 4 sec harus detail
sehingga hasilnya nanti dapat teliti. Untuk itu digunakan program Excel
dengan memasukkan rumusan yang ada. Maka dapat diperoleh data
hubungan T. (perioda getar) - S,/g scbagai berikut.
nama response.txt. Tcmpatkan pada direktori yang sama dengan
input
data dari model 40 element yang telah dianalisis scbclumnya.
data dari model 40 element yang telah dianalisis scbclumnya.
3.
Menggabungkan data response spektrum ke dalam data scbclumnya.
yaitu model chimney dengan 40 element diskrit. Apabila data tersebut
barn saja di-RUN. ubah terlebih dahulu kondisi toolbar Lock/Unlock
Model agar gambar kuncinya dalam kondisi tcrbuka. Sclanjutnya
digunakan menu perintah Define - Rcponsc Spectrum Function - Add
Function from File - Open File. Kemudian dari kotak dialog Pick
Function Data File, sesuaikan dulu Files of type, yaitu Text Files (*.txt)
schingga file response.txt dapat ditampilkan dan dapat dipilih. Lalu klik
Open, bcri nama data, yaitu pada item Function Name = CHOPRA.
Jangan lupa option Period and Acceleration Values diaktifkan sehingga
tampilan hasilnya sebagai berikut.
yaitu model chimney dengan 40 element diskrit. Apabila data tersebut
barn saja di-RUN. ubah terlebih dahulu kondisi toolbar Lock/Unlock
Model agar gambar kuncinya dalam kondisi tcrbuka. Sclanjutnya
digunakan menu perintah Define - Rcponsc Spectrum Function - Add
Function from File - Open File. Kemudian dari kotak dialog Pick
Function Data File, sesuaikan dulu Files of type, yaitu Text Files (*.txt)
schingga file response.txt dapat ditampilkan dan dapat dipilih. Lalu klik
Open, bcri nama data, yaitu pada item Function Name = CHOPRA.
Jangan lupa option Period and Acceleration Values diaktifkan sehingga
tampilan hasilnya sebagai berikut.
Mcskipun data sudah masuk scbagai data
dalam program, tctapi bclum akan diproscs
oleh program. Untuk mengaktifkannya. pcrlu
didefinisikan terlebih dahulu melalui menu
perintah Define - Response Spectrum Cases
- Add New Spectra schingga akan ditam-
pilkan kotak dialog Response Spectrum Case
Data seperti gambar di samping.
dalam program, tctapi bclum akan diproscs
oleh program. Untuk mengaktifkannya. pcrlu
didefinisikan terlebih dahulu melalui menu
perintah Define - Response Spectrum Cases
- Add New Spectra schingga akan ditam-
pilkan kotak dialog Response Spectrum Case
Data seperti gambar di samping.
Isi Damping = 0.05, lalu pilih Input Response
Spectra pada U1 direction, yaitu CHOPRA dan
isi Scale Factor dengan 0.25 g. di mana g »
32.2 IVsec\
Spectra pada U1 direction, yaitu CHOPRA dan
isi Scale Factor dengan 0.25 g. di mana g »
32.2 IVsec\
gambarnya kenapa gak muncul sih
BalasHapus